Sabtu, 04 September 2010

Industri Bisa Mati Jika Masyarakat Dihambat Beli Kendaraan


Jakarta - Salah satu dari 17 langkah terobosan yang digelontorkan pemerintah untuk mengatasi kemacetan Jakarta, salah satunya adalah penerapan instrumen fiskal yang menghambat warga Jabodetabek membeli kendaraan pribadi.

Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie D Sugiarto, merasa miris dengan rencana pemerintah membatasi warga membeli kendaraan pribadi.

"Jangan selalu menyalahkan industri otomotif sebagai biang kemacetan, orang mampu beli kendaraan kok dilarang? Apa industri otomotif mau dibunuh?," ujarnya
ketika berbincang dengan detikOto.

Memang penerapan instrumen fiskal seperti pajak kendaraan yang tinggi membuat warga malas membeli mobil itu upaya yang baik, namun tidak akan menyelesaikan masalah secara tuntas.

Selama angkutan massal belum beres, berapapun tinggi harga kendaraan bermotor, warga yang mampu akan tetap beli kendaraan pribadi yang ujung-ujungnya akan
menimbulkan kemacetan juga.

Karena kemacetan terjadi seiring dengan volume kendaraan pribadi yang juga bertambah. "Itu karena tidak adanya angkutan massal, ya warga yang mampu otomatis beli kendaraan pribadi dong," papar Jongkie.

Oleh karena itu, menurut Jongkie, bukan membeli kendaraan pribadinya yang dilarang, tapi angkutan umumnya dibenahi, sehingga warga menggunakan angkutan
umum sehari-hari dan menggunakan kendaraan pribadinya hanya saat akhir pekan.

"Dengan begitu, macet bisa diatasi, penjualan kendaraan pribadi juga tidak turun," tegasnya.

( bgj / ddn )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar