Selasa, 16 Februari 2010

FASILITAS PARKIR TRUK

Kamis, 03 Desember 2009
Fasilitas parkir truk di Priok dibangun 2010
JAKARTA: Fasilitas lahan parkir bagi truk pengangkut peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok ditargetkan mulai dibangun pada 2010, menyusul komitmen bersama PT Pelabuhan Indonesia II, Jakarta International Container Terminal (JICT) dan Organda Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) DKI Jakarta.


Ketua Organda Angsuspel DKI Sudirman mengatakan manajemen Pelindo II dan JICT sudah menyatakan komitmennya untuk mulai membangun lahan parkir seluas 3,5 hektare pada tahun depan guna mengurangi kepadatan lalu lintas truk pengangkut peti kemas dari dan ke pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.

"Saat ini sudah disiapkan master plan-nya, kami merespons positif upaya pengelola pelabuhan atas keluhan pengusaha angkutan peti kemas yang dialami selama ini akibat tidak adanya lahan parkir itu," ujarnya saat meresmikan kantor Organda Angsuspel DKI Jakarta di Jl. Jempea, Tanjung Priok, Jakarta Utara, kemarin.

Sudirman mengungkapkan lahan parkir seluas 3,5 ha itu bisa menampung sekitar 1.500 armada pengangkut peti kemas, sehingga pengemudi truk tidak perlu lagi memarkir kendaraan di jalan raya Cilincing dan sekitarnya yang selama ini menimbulkan kemacetan.

Dia menambahkan selain masalah kemacetan, persoalan yang masih dihadapi pengusaha angkutan peti kemas menyangkut praktik pungutan liar oleh oknum petugas di jalan raya dan operator alat di dermaga konvensional.

Padahal, papar Sudirman, di tengah sepinya muatan ekspor impor ataupun antarpulau, saat ini tingkat isian muatan angkutan peti kemas tinggal 40% karena hanya bisa meraih order angkutan sebanyak dua rit dalam 3 hari kerja.

Tanpa antrean

Sementara itu, Direktur Utama Pelindo II Richard J. Lino mengatakan lahan parkir di Pelabuhan Priok sangat mendesak untuk meningkatkan produktivitas dan kelancaran lalu lintas barang. "Mudah-mudahan tahun depan sudah bisa direalisasikan," ujarnya.

Selain itu, paparnya, perusahaannya akan meningkatkan produktivitas bongkar muat menjadi dua kali lipat dari sekarang sehingga ditargetkan pada 2011 semua pelabuhan yang dikelola oleh Pelindo II sudah menerapkan program zero waiting time (pelayanan kapal tanpa antrean).

Menurut Lino, untuk mencapai target pelayanan zero waiting time ada tiga persoalan yang harus dibenahi, yaitu peralatan, tenaga kerja bongkar muat, dan jam kerja pelayanan di pelabuhan.

"Mulai 2010 Pelindo II akan menambah investasi untuk alat produksi bongkar muat di sejumlah pelabuhan, terutama jenis gantry crane dan crane multipurpose karena umumnya sudah berusia tua dan tidak produktif lagi," katanya.

Dia memaparkan jika peralatan bongkar muat sudah dapat dilengkapi sesuai dengan kebutuhan, tetapi masih ditemui kendala di lapangan karena tidak didukung dengan kegiatan pelayanan 24 jam di luar pelabuhan, Pelindo II akan memasukkan barang ke gudang pelabuhan.

"Tindakan barang masuk gudang memang akan menimbulkan biaya tambahan bagi penerima barang. Yang penting bagi Pelindo II, pelayanan bongkar muat dan kapal jangan sampai terganggu." (k1/k47)
Diposkan oleh Portal Maritim Indonesia di 19:20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar